Jumat, 01 Maret 2013

Saya Bosan Mendengar Rencana Rencana Anda


Vision without action is daydream. Action without vision is nightmare.
- Japanese Proverb

Sekitar sepuluh tahun yang lalu, saya tinggal disebuah kost-kostan tua di Yogyakarta, ada enam orang yang menghuni dua belas kamar yang tersedia, rumah kost itu lebih mirip padepokan silat Mpu Gandring dari pada tempat kost mahasiswa, kami berenam memiliki latar belakang hampir sama, mahasiswa-mahasiswa lain menyebut kami kelompok maduri dan teroris, makan dua kali sehari, dengan tempe rong iris (dua potong), untuk menghemat pengeluaran tentunya.

Saya masih sangat mengingatnya, hari yang paling kami benci adalah hari sabtu, karena malamnya adalah malam minggu, malam paling menyakitkan untuk kami. Ketika mahasiswa-mahasiswa seumuran kami, petantang-petenteng memamerkan siapa yang mereka bonceng di atas motor customnya, kami berenam duduk didepan lilin, berharap salah satu dari kami tiba-tiba berubah  menjadi semacam babi ngepet atau berharap ada seokor katak yag masuk ke dalam rumah agar bisa digosok seperti voucher pulsa,  untuk nembak nomer buntut. meski kami, terutama saya cukup ganteng, it's true, jangan ketawa!, tapi kami adalah sekumpulan jomblo tersukses di planet ini, sukses menjomblo tentunya.

Suatu ketika kami tersadar dan merasa harus merubah nasib, mengandalkan orang tua sangatlah tidak mungkin, mengingat latar belakang perekonomian keluarga kami, maka kami memutuskan untuk mencari penghasilan tambahan. maka sepakatlah kami mahasiswa yang terdidik secara akademis, menggunakan ilmu yang kami miliki, matematika, ekonomi, tehnik sipil dan geografi, menyusun rencana-rencana besar untuk merubah nasib kami.

Rencana pertama, karena modal yang kami miliki sangat terbatas, kami memutuskan untuk menjual apa yang kami bisa, secara logika satu-satunya yang bisa kami jual adalah jasa, maka tersusunlah sebuah proposal yang rencananya akan kami ajukan ke sekolah-sekolah, isinya sederhana penawaran les komputer, kami mengajukan penawaran ke sekolah tanpa lab komputer, kami akan menjadi pengajar-pengajarnya, tempat belajarnya kami akan mengajukan proposal kerja sama dengan rental-rental komputer.

Rencana berikutnya, salah satu teman saya memiliki kenalan produsen makanan ringan khas Gombong, maka kami menyusun proposal lagi, kerjasama pemasaran Snack Gombong di Yogya, kami akan menjadi agen Snack, mulailah jurusan ekonomi menghitung untung rugi, matematikan menghitung jarak dan biaya angkut, jurusan geografi memilih area pemasaran, jurusan tehnik sipil memperkuat otot siap-siap jadi kuli angkut, it's kidding.

Rencana berikutnya lagi, karena halaman kost ala padepokan Silat Mpu Gandring ini sangat luas, kami merasa cocok untuk menggembangkan peternakan ikan, kami memilih ikan hias, maka munculah proposal baru, kami berencana membuat kolam-kolam ikan dengan kayu dan terpal bekas, merubah ember cucian menjadi tempat pemijahan, melepas kaca-kaca kamar yang kosong dan menjadikannya aquarium display. Luar biasa, luar biasa kekonyolannya.

Berikutnya kami menyusun beberapa lagi proposal, saya lupa jumlahnya, yang saya ingat tidak ada satupun proposal itu yang kami kerjakan, kami terlalu sibuk menyusun proposal, terlalu malu untuk mengajukannya, sekaligus terlalu takut untuk menjalankannya, kombinasi yang sempurna bukan?.

Mungkin rasa takut dan malu adalah sifat dasar manusia, memang kita tidak bisa meninggalkan perasaan itu begitu saja, tanpa rasa takut pastilah tengah malam, jumat kliwon sekalipun, makam-makam angker nan gelap dipinggiran Jakarta penuh sesak dengan ababil yang dimabuk cinta monyet. Tanpa rasa malu anda bisa bayangkan sendiri, apa yang terjadi jika semua orang pergi bekerja hanya memakai dasi.

Saya yakin di kepala anda banyak sekali rencana-rencana besar, yang  akan membawa anda menuju kesuksesan, tapi sama seperti cerita saya tadi, rencana itu akan menjadi sia-sia jika anda hanya terus menerus merencanakannya bukan mewujudkannya.

There are only two rules for being successful. One, figure out exactly what you want to do, and two, do it.
- Mario Cuomo


RELATED ARTICLE


Tidak ada komentar:

Posting Komentar