Rabu, 27 Maret 2013

Masalah Buat Gue?!



















Sedikit cerita tentang kaum urban. Tidak bisa dipungkiri kaum urban terkenal dengan sifat egois, individualis dan materialistik. Mau tidak mau kita harus mengakuinya, bahkan pendatang-pendatang dari hinterlandnya pun lama kelamaan akan tergerus oleh kebudayaan kota, sifat-sifat asli mereka mulai hilang, sangat disayangkan memang. Sebuah artikel yang saya ambil dari sebuah blog andafadillah.wordpress.com  semoga bisa menjadi renungan buat kita semua. 
Sepasang suami dan isteri petani pulang kerumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikan gelagat sambil menggumam “hmmm…makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar?”
Ternyata yang dibeli oleh petani hari itu adalah perangkap tikus. Sang tikus naik panik bukan kepalang.
Ia bergegas lari ke sarang dan bertempik, “Ada perangkap tikus di rumah… di rumah sekarang ada perangkap tikus….”
Ia pun mengadu kepada ayam dan berteriak, “Ada perangkap tikus!”
Sang Ayam berkata, ” Tuan Tikus! Aku turut bersedih tapi ia tak ada kena-mengena dengan aku.”
Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak seperti tadi. Sang Kambing pun jawab selamba, “Aku pun turut bersimpati… tapi tidak ada apa yang boleh aku buat. Lagi pun tak tak ada kena-mengena dengan aku. “
Tikus lalu menemui Lembu. Ia mendapat jawaban sama. “Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali. Takkanlah sebesar aku ni boleh masuk perangkap tikus. “
Dengan rasa kecewa Sang Tikus pun berlari ke hutan menemui Ular.
Sang ular berkata “Elehh engkau ni… Perangkap Tikus yang sekecil tak kan la nak membahayakan aku.”
Akhirnya Sang Tikus kembali ke rumah dengan pasrah kerana mengetahui ia akan menghadapi bahaya seorang diri.
Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara berdetak perangkap tikusnya berbunyi menandakan umpan dah mengena. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa yang jadi mangsa. Ekor ular yang terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang isteri pemilik rumah.Walaupun si Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, isterinya tidak sempat diselamatkan. Si suami pun membawa isterinya ke rumah sakit. Beberapa hari kemudian isterinya sudah boleh pulang namun masih demam.
Isterinya lalu minta dibuatkan sup cakar ayam oleh suaminya kerana percaya sup kaki ayam boleh mengurangkan demam. Tanpa berfikir panjang si Suami pun dengan segera menyembelih ayamnya untuk dapat kaki buat sup.Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya. Masih juga isterinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Banyak sungguh orang datang melawat jenazahnya. Kerana rasa sayang suami pada isterinya, tak sampai hati pula dia melihat orang ramai tak dijamu apa-apa.Tanpa berfikir panjang dia pun menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang berziarah.
Dari kejauhan…Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.
Sering kita berpikir masalah anda bukan masalah saya, tapi renungkanlah, apa yang terjadi dengan ular, ayam, kambing dan sapi dicerita ini. Mungkin masalah teman, saudara, rekan anda atau orang yang tidak anda kenal, sekarang bukan menjadi masalah anda, tapi anda tidak pernah tahu apa yang akan terjadi, manusia bukanlah mahluk yang bisa hidup sendiri, kehidupan berjalan linier dalam suatu lingkaran, dan anda menjadi bagian didalamnya. Masihkah anda akan mengatakan, masalah buat gue?!!

RELATED ARTICLE
Yang Terhormat Nama Saya
Saat Yang Tepat Untuk Menyerah
Saya Bosan Mendengar Rencana Rencana Anda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar